Reverse Psychology dalam Marketing: Arti dan Contoh Penerapannya

Meskipun reverse psychology dalam marketing mungkin belum banyak diketahui orang, strategi ini cukup unik untuk diterapkan. Sederhananya, teknik ini digunakan untuk membuat pelanggan potensial tertarik dengan apa yang Anda tawarkan. Apa itu reverse psychology, dan bagaimana ia dapat digunakan dalam marketing? Baca selengkapnya di bawah ini.
Definisi Reverse Psychology
Menurut Verywell Mind, psikologi terbalik, juga dikenal sebagai psikologi terbalik, adalah metode yang melibatkan tindakan atau perilaku yang sebenarnya berbeda dengan hasil yang diinginkan. Secara sederhana, konsep psikologi terbalik adalah menyatakan kebalikannya, yang berarti mengesampingkan hal yang sebenarnya Anda inginkan.
Selain itu, Anda dapat menyebut metode ini sebagai “manipulasi.” Menurut Eaglebloom, reverse psychology adalah kemampuan untuk memaksa seseorang untuk mengambil tindakan A, yang sebenarnya diinginkan, sambil memberi mereka opsi B atau tindakan sebaliknya.
Contoh Penggunaan Reverse Psychology dalam Marketing
Menurut Eaglebloom, alasan penggunaan reverse psychology dalam marketing mungkin berasal dari fakta bahwa banyak orang tidak ingin menuruti apa yang dikatakan atau disarankan orang lain. Setiap orang memiliki otoritas untuk membuat keputusan sendiri.
Oleh karena itu, meminta pelanggan untuk membeli atau menggunakan produk Anda secara langsung mungkin malah membuat mereka tidak mau. Menurut Wizard of Ads, teknik “jangan pikirkan burung putih” adalah salah satu penggunaan reverse psychology yang paling terkenal dalam industri marketing.
Iklan dengan kalimat “Jangan beli jaket ini”, misalnya, memberi tahu pelanggan untuk “tidak membeli” jaket, tetapi pada akhirnya membuat mereka “ingin membeli” karena mereka menanggapi informasi yang salah. Iklan tersebut akan membuat pelanggan enggan menuruti, membuat mereka ingin membeli produknya.
Waktu Tepat untuk Pakai Reverse Psychologi
Ada waktu-waktu yang tepat untuk menerapkan reverse psychology agar strategi marketing ni berhasil, antara lain :
-
Email marketing
Strategi ini dapat digunakan untuk mengirimkan email marketing; ini terutama berlaku untuk headline atau subjek email. Menurut Eaglebloom, yang mengutip data Optinmonster, 33% penerima memutuskan untuk membuka email karena topik yang menarik. Untuk membuat subjek email yang menarik dan menarik, Anda dapat menggunakan reverse psychology.
Dengan demikian, tingkat keterbukaan email marketing Anda akan meningkat dan kemungkinan mendapatkan klik juga akan meningkat. Mengapa hal ini relevan dan bermanfaat untuk digunakan? Jika Anda membuat subjek seperti “Jangan buka email ini”, orang cenderung ingin mengetahui apa yang “sembunyi” dalam email.
-
Menjual produk atau jasa yang mahal
Sebagai seorang marketer, Anda pasti ingin klien potensial membeli atau menggunakan barang yang lebih mahal, bukan? Pastinya untuk meningkatkan keuntungan.
Saat ini, reversal psychology mungkin berguna. Anda dapat menjual barang mahal tanpa terlihat menjualnya.
Sebagai contoh, jika seseorang ingin membeli tas di toko di mal, penjual biasanya akan mengatakan kepada pelanggan, “Handbag A terbuat dari bahan kulit berkualitas tinggi dan memang lebih awet hingga bertahun-tahun, namun memang harganya lebih mahal.”
Saya mengerti kalau Anda ingin membeli yang lebih murah harganya, handbag B juga tidak kalah bagus kualitasnya.” Dalam contoh ini, Anda dapat melihat bahwa penjual menunjukkan kualitas tas A, tetapi setuju dan mendukung keputusan pembeli untuk menggunakan tas B. Dalam kebanyakan kasus, ini akan berhasil.
-
Penggunaan kata-kata yang menarik untuk CTA
Setiap konten web yang dibuat untuk tujuan pemasaran pasti mengandalkan CTA atau call-to-action. Coba menggunakan psikologi balik jika Anda biasanya mengetik “klik di sini” atau menggunakan tombol yang langsung menuju link untuk berlangganan email atau login.
Di bawah ini adalah contoh: “Apakah kamu mau mengembangkan keterampilan dan kesuksesan dalam karier digital marketing?” Jawaban 1: Ya, saya mau! Jawaban 2: Saya tidak mau belajar digital marketing. Karena banyak orang ingin mengikuti hal yang “positif”, pendekatan ini biasanya berhasil.
Pengguna langsung mengikuti pilihan pertama karena jelas lebih unggul daripada kedua pilihan di atas. Ini adalah ringkasan tentang cara menggunakan psikologi balik dalam marketing untuk membantu Anda. Tak hanya reverse psychology, strategi pemasaran terus berkembang dan berkembang seiring waktu.
Kesimpulan
Marketing reverse psychology adalah cara untuk menarik perhatian pelanggan dengan cara yang tidak langsung, yaitu dengan memberi mereka pilihan yang bertentangan dengan keinginan Anda. Hal ini dilakukan untuk membuat mereka ingin tahu atau tertarik dengan barang atau jasa yang Anda tawarkan. Orang sering merasa terdorong untuk melakukan sesuatu ketika mereka diberitahu untuk tidak melakukannya. Ini menunjukkan bahwa teknik ini mungkin sangat efektif.
Orang sering ingin menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk membuat keputusan sendiri, dan hal ini bisa digunakan untuk menarik perhatian mereka atau memaksa mereka untuk bertindak seperti yang Anda inginkan tanpa mereka sadari. Secara keseluruhan, reverse psychology dalam marketing dapat sangat efektif ketika digunakan dengan benar, namun perlu diingat bahwa beberapa audiens tidak akan merespons dengan cara yang sama.