Pengaruhi Pengambilan Keputusan Konsumen dengan Psikologi Marketing

Menyentuh aspek paling mendasar dari manusia, yaitu mental atau psikologis, adalah fokus dari penerapan psikologi marketing. Metode psikologis ini bertujuan untuk memengaruhi berbagai jenis keputusan yang dibuat oleh manusia, salah satunya adalah keputusan untuk membeli sesuatu.
Ini adalah hasil dari jumlah informasi yang dikumpulkan setiap hari. Singkatnya, jangkauan perhatian manusia ini membuat orang cepat membuat keputusan. Nudge ini adalah dorongan-dorongan kecil yang kita buat sebagai orang marketing untuk mempengaruhi pelanggan-pelanggan kita memutuskan secara cepat dan sesuai dengan harapan kita.
Untuk mengatasi fenomena ini, marketer biasanya dapat menggunakan gagasan nudge sebagai dorongan untuk mendorong pelanggan mereka untuk membuat keputusan cepat. Sebagai contoh, konsep perangkat lingkungan yang umum digunakan di kamar mandi pria
Social Proof
Sosial Proof adalah kecenderungan orang untuk mengikuti kebiasaan masyarakat. Sebagai contoh, lihat dua restoran, yang satu memiliki antrean panjang, dan yang lain ramai. Meskipun harus siap menunggu waktu yang lama, orang cenderung memilih restoran dengan banyak orang secara emosional.
Alasan utama yang terbangun adalah tidak mungkin jika orang yang antre tersebut keliru memilih restoran, sehingga saya akan lebih percaya dengan pilihan orang banyak tersebut. Gojek adalah salah satu startup yang menerapkan metode ini, mencatat mitra driver, pengguna, dan Gofood.
Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa layanannya telah digunakan oleh banyak orang dan telah dipercaya oleh masyarakat Indonesia. Dalam era komputer dan internet saat ini, ulasan pelanggan memiliki pengaruh yang signifikan pada pembentukan bukti sosial dalam psikologis masyarakat. Review yang bagus tentang
Loss Aversion
Teknik nudge loss aversion mengatakan bahwa orang lebih cenderung takut kehilangan sesuatu daripada ingin mendapatkan sesuatu yang lebih. Mereka lebih takut kehilangan daripada mendapatkan sesuatu yang lebih.
Contoh paling sederhana adalah Flash Sale karena orang cenderung takut kehilangan momentum diskon besar-besaran, sehingga mereka buru-buru untuk melakukan transaksi. Iklan asuransi juga sering menunjukkan hal-hal buruk yang bisa dialami seseorang jika mereka tidak memiliki asuransi.
Hal ini membuat orang takut kehilangan orang yang mereka sayangi. Teknik ini juga digunakan dalam industri properti dengan mengiklankan istilah “Senin harga naik!” untuk mendorong calon pembeli untuk melakukan pembelian segera.
Anchoring
Ini adalah strategi psikologi marketing yang menggunakan prinsip bahwa orang lebih cenderung menilai sesuatu berdasarkan referensi atau titik referensi. Sebagai contoh, tulis harga mahal menjadi harga potongan yang jauh lebih murah. Misalnya, tulis harga Rp 500.000 ke Rp 100.000.
Karena potongan harga, calon pembeli akan merasa sangat menguntungkan saat melihat harga ini.
Contoh lain adalah ketika seorang penjual bernegosiasi dengan klien dan dapat menetapkan harga yang tinggi terlebih dahulu, yang disebut sebagai anchor. Klien juga akan menawar dengan harga yang tidak terlalu rendah dari harga tersebut.
Ini juga diterapkan oleh Starbucks, yang menawarkan minuman dalam berbagai ukuran gelas, mulai dari pendek, tinggi, grande, dan venti. Untuk setiap ukuran gelas yang lebih besar, Anda hanya perlu menambahkan beberapa ribu lebih.
Framing
Untuk menciptakan pengaruh yang berbeda, produk yang sama dikomunikasikan dalam dua cara yang berbeda dalam teknik psikologi marketing berikutnya adalah framing. Orang biasanya terpengaruh oleh cara mereka mempresentasikan barang atau informasi. Dalam contoh psikologi marketing ini, cendol A dengan gelas dan sedotan plastik akan berbeda dengan cendol B dengan gelas kaca yang mewah dengan topping dan hiasan.
Cendol A akan dianggap sebagai minuman murah dan terjangkau, sedangkan cendol B akan dianggap sebagai minuman mahal yang dapat Anda jual tiga kali lipat harga cendol A, menghasilkan keuntungan finansial bagi Anda. Frame yang berbeda akan diciptakan oleh cara kita mempresentasikan atau menampilkan sebuah produk yang sebenarnya sama.
Commitment
Pendekatan ini digunakan dalam psikologi marketing berbentuk nudge karena orang lebih cenderung melakukan tindakan saat mereka sudah terlanjur berkomitmen sebelumnya. Loyalty card supermarket, yang membuat Anda lebih cenderung berbelanja di lokasi tertentu saja, adalah contoh yang paling umum.
Contoh lain adalah membership gym yang mahal, yang membuat Anda terikat untuk sering pergi ke gym. Jika Anda tidak datang, Anda akan merasa rugi secara mental karena tidak menikmati fasilitas yang sudah Anda bayar sebelumnya.
Ini juga berlaku untuk aplikasi seperti Netflix dan Spotify, yang bergantung pada model bisnis subscription. Anda akan mengalami kerugian jika Anda tidak memanfaatkan sepenuhnya layanan yang telah Anda beli.
Kesimpulan
Psikologi marketing menggunakan psikologi untuk memengaruhi keputusan konsumen tentang apa yang mereka beli. Marketer dapat mendorong pelanggan mereka untuk bertindak lebih cepat dan sesuai harapan dengan teknik seperti Social Proof, Loss Aversion, Anchoring, Framing, dan Commitment.