Apa itu Cross Selling, Up Selling, dan Down Selling?
Apakah Anda benar-benar percaya bahwa kita telah menjadi korban taktik ini secara teratur?
Misalnya, saat kita makan di restoran McDonald, KFC, atau Indomaret, kita akan melihat berbagai paket menarik, seperti burger dan kentang goreng atau burger dan minuman ringan.
Misalnya, saat Anda membayar tagihan Anda di kasir Indomaret, seorang wanita kasir yang ramah menawarkan kita produk lain dengan harga yang lebih murah. Meskipun kita tidak merasa butuh, kami terpikat oleh harga yang menarik.
Oleh karena itu, ketiga pendekatan ini dimaksudkan untuk memengaruhi pembeli secara emosional saat mereka membuat keputusan pembelian. yang awalnya hanya ingin membeli kentang goreng, lalu ada paket dengan burger, kita memilih produk paket.
Pengertian Cross Selling
Dalam strategi marketing, cross-selling adalah teknik menjual barang dan jasa tertentu, kemudian menjual barang lain. Penawaran ini dapat dikemas langsung dalam bentuk paket siap jual atau dapat dilakukan secara langsung oleh tim penjualan. Penjual biasanya menggabungkan barang dan jasa dengan dua ide berikut saat melakukan cross selling:
- Produk berharga rendah seperti produk utama
- Dua atau lebih produk berbeda memiliki nilai yang seimbang dan saling melengkapi.
Misalnya, paket burger McDonald, kentang, dan minuman adalah tiga produk yang seimbang dan saling melengkapi. Di restoran lain, Anda mungkin menemukan paket nasi ayam dengan tahu dan tempe. Di restoran ini, nasi dan ayam adalah produk utama, dan tahu tempe adalah tambahan yang lebih kecil.
Contoh penggunaan Cross Selling
- Saat Anda berbelanja di Indomaret, kasir akan dengan cepat menawarkan, “Nggak sekalian pulsanya, kak?” atau “Nggak sekalian tebus murahnya, kak?”
- Paket makanan di restoran cepat saji yang menggabungkan berbagai produk. Paket makanan di restoran yang menawarkan makanan utama dan lauk tambahan atau sampingan dengan harga lebih rendah.
- Toko hadiah online yang menjual paket yang berisi berbagai macam item, seperti bunga, cake, dan boneka.
- Toko mode, baik online maupun offline, yang menjual berbagai macam pakaian, hijab, dan aksesori, antara lain gamis dan hijab.
- Tawarkan berbagai produk kosmetik dan perawatan kulit dalam bentuk paket bundling.
- Ketika produk dijual di toko online, fitur yang terkait mendorong pelanggan untuk membeli produk terkait lainnya.
Pengertian Up Selling
Berbeda dengan cross-selling dalam up-selling, penjual menawarkan produk yang sama dengan nilai yang lebih besar. Produk ini mungkin lebih besar atau memiliki manfaat dan keunggulan yang lebih baik.
Untuk tujuan memudahkan pemahaman, “Cross Selling” berarti menjual produk A sambil menawarkan produk B, C, D, dan E. Sedangkan “Up Selling” berarti menjual produk A sambil juga menawarkan produk A+, A++, atau A+++.
Penjual biasanya menggunakan ide-ide berikut saat meningkatkan penjualan:
- Produk yang sama, tetapi dengan ukuran, manfaat, dan grade yang berbeda.
- Produk yang sama, tetapi dengan bonus penjualan.
Dalam dunia digital, kita mungkin akrab dengan bonus seperti penawaran privasi atau fitur tambahan saat membeli domain atau hosting. Kita bisa memasukkan tambahan ini dalam ide bisnis yang besar.
Contoh penerapan Up Selling
- Misalnya, ada beberapa pilihan untuk ayam geprek yang dilengkapi dengan keju mozarella saat Anda membeli.
- “Popcorn nya nggak sekalian ukuran medium atau besar kak biar awet?” seorang wanita cantik mengingatkan saya saat saya menonton dan membeli popcorn.
- Jika Anda pergi ke restoran cepat saji, Anda mungkin menerima ukuran makanan yang lebih besar.
- Anda akan mendapatkan penawaran harga untuk kapasitas hosting yang lebih baik saat Anda membeli hosting.
- Ada produk yang memiliki pilihan ukuran kecil dan besar dengan berbagai topping premium dan lebih mahal untuk jenis makanan tertentu, seperti martabak, pizza, kue, es krim, jajan, dll.
- Ada toko yang dapat memperbesar produk yang Anda pilih saat membeli di toko hadiah online.
- Saat Anda memutuskan untuk membeli flashdisk 2GB, Anda ditanya, “Nggak sekalian yang 8GB aja, kak?”
Pengertian Down Selling
Kita juga tahu apa yang disebut “down selling”, yang merupakan teknik penjualan dengan menawarkan produk dengan harga lebih murah atau dengan nilai yang lebih kecil kepada calon pembeli. Ini adalah kebalikan dari up selling. Down selling biasanya dilakukan dengan dua tujuan yang berbeda, yaitu:
- Penawaran penetrasi, yang lebih mudah dijangkau, digunakan untuk mengakuisisi calon pembeli pertama, dan setelah mereka mulai yakin, produk utama digunakan.
- Ini bertujuan untuk menarik pasar yang membutuhkan harga yang lebih murah atau nilai yang lebih kecil.
- Untuk uji coba pengenalan produk.
Dalam konsep pertama, tujuannya adalah menjual produk utama yang harganya jauh lebih mahal. Karena nilainya yang tinggi dan perlu menarik kepercayaan pembeli dengan produk penetrasi, biasanya membutuhkan pendekatan lebih dalam. Down Selling kadang-kadang dilakukan untuk meningkatkan penjualan dari sisi quantity atau penjualan. Ini dapat dikemas dalam harga produk individu atau harga paket hemat.
Contoh penerapan Down Selling
- Produk penetrasi yang berharga lebih murah untuk dijual.
- Paket makanan yang lebih kecil daripada ukuran anak-anak.
- Hosting paket siswa.
- Paket produk ukuran sampel yang digunakan untuk mempromosikan produk baru atau menarik pelanggan potensial.
Penjual sering menggunakan down selling untuk menarik pembeli untuk tujuan yang lebih besar. Menyediakan paket ukuran anak-anak, misalnya, akan menarik banyak keluarga ke restoran.
Manfaat Cross Selling, Up Selling, dan Down Selling
Ketiga- tiganya sering disebut sebagai ujung tombak bisnis dalam melakukan penjualan. Dengan memaksimalkan ketiganya, akan ada banyak manfaat yang bisa Anda peroleh.
-
Menawarkan produk baru
Dengan cross-selling, penjual dapat memberi tahu calon pembeli tentang produk baru mereka dengan memberi mereka penawaran langsung dan info singkat. Ini memungkinkan penjual untuk terus melakukan penjualan.
-
Mengenalkan variasi produk
Jika Anda ingin memberi tahu pelanggan potensial atau pelanggan lama Anda tentang variasi produk yang Anda miliki, apakah itu dari jenis produk yang berbeda atau bahkan tambahan ukuran dan ukuran yang menarik, ketiga pendekatan ini sangat bagus. Calon pembeli akan lebih tertarik untuk mencoba produk baru bisnis kita jika kami menawarkan variasi produk.
-
Mengoptimalkan performa penjualan produk yang kurang maksimal
Selama penjualan, Anda mungkin menemukan bahwa produk yang dijual tidak unik. Apakah benar bahwa daya tarik produk ini luar biasa? Mungkin produk lain tidak mendapatkan begitu banyak perhatian? Karena dikombinasikan dengan produk yang sudah populer lebih dulu, cross-selling akan membantu setiap produk mendapatkan eksposur yang lebih besar. Bukankah itu menarik?
-
Meningkatkan penjualan secara keseluruhan
Sudah pasti, ketiga pendekatan ini akan meningkatkan penjualan. Secara keseluruhan, strategi ini meningkatkan omset penjualan karena:
- Banyak opsi yang menarik yang ditawarkan oleh penjual kepada calon pembeli.
- Tiga strategi ini membuat pembeli merasa termotivasi.
- Rata-rata penjualan produk meningkat melalui upselling dan cross selling.
- Mengoptimalkan potensi down selling untuk meningkatkan jumlah pembelian.
Kesimpulan
Tiga teknik pemasaran yang efektif untuk meningkatkan pendapatan perusahaan adalah Up Selling, Down Selling, dan Cross Selling.
- Cross Selling: Menawarkan produk tambahan kepada pelanggan saat mereka membeli produk utama untuk meningkatkan nilai transaksi.
- Up Selling: Menawarkan versi produk yang lebih mahal atau memiliki keunggulan lebih dari produk utama untuk menawarkan opsi yang lebih baik.
- Down Selling: Menawarkan produk yang lebih murah untuk menarik pelanggan yang belum siap membeli produk utama.
Ketiga pendekatan ini memiliki potensi untuk meningkatkan penjualan, menawarkan variasi produk, dan membantu bisnis mengoptimalkan penjualan produk yang kurang diminati. Selain itu, perusahaan dapat membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan meningkatkan loyalitas mereka dengan menawarkan opsi yang menarik kepada pelanggan.